Sebuah boneka berubah mejadi cerita yang sangat mistis. Dia hidup dalam benak masyarakat di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Boneka itu bisa menari-nari sendiri dan juga menangis. Sigale-gale, begitu nama boneka itu disebut. Masyarakat tak ada yang tak mengenal boneka ini. Ceritanya penuh teka-teki. Kisahnya berlangsung lama, sejak sekitar 350 tahun yang silam.
Dahulu kala, hiduplah seorang raja bernama Raja Rahat. Dia adalah seorang raja dari salah satu kerajaan di Pulau Samosir yang dikelilingi Danau
Toba di Sumatera Utara kini. Raja Rahat memiliki seorang putra bernama Raja Manggale. Suatu ketika, ang raja mengirim putranya untuk berperang. Namun, tak disangka Raja Manggale meninggal dunia di medan perang. Tragisnya lagi, mayatnya tak ditemukan. Raja Rahat sedih kehilangan putra semata wayang yang akan mewarisi kerajaannya. Raja Rahat pun akhirnya jatuh sakit karena selalu menangisi kepergian Raja Manggale.
Melihat rajanya sakit, para tetua adat pun berusaha mengobati Raja Rahat agar sembuh kembali, Namun, tak satu pun dukun yang bisa menyembuhkannya hingga kemudian terbetiklah ide untuk menghidupkan kembali Raja Manggale. Dipanggillah seorang dukun besar. Akan tetapi, usaha tersebut tak juga berhasil. Raja Manggale tetap tidak bisa hidup kembali. Akhirnya, untuk mengobati kesedihan Raja Rahat, dibuatkanlah boneka dari kayu yang menyerupai Raja Manggale. Kemudian digelar pesta untuk merayakannya. Oleh sang dukun, roh Raja Manggale pun dipanggil untuk masuk ke dalam raga boneka. Dengan kepercayaan sipele begu, bonekapun dapat menari sendiri tanpa bantuan alat apa pun. Selama tujuh hari tujuh malam, boneka tersebut bisa menari sendiri. Raja Rahat pun senang mendapatkan pengganti Raja Manggale. Perlahan Raja Rahat sembuh kembali. Sejak saat itulah, orang Batak menyebut boneka tersebut dengan nama Sigale-gale.
(Sumber : medan.panduanwisata.com)
Sumber : Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum 2013
No comments:
Post a Comment