Saturday 22 March 2014

Cerpen : Teka-Teki Hilangnya Sebuah Dompet

Nabila melirik jam tangannya. Pukul 06.55. Ia pun memacu larinya lebih cepat lagi. Dari kejauhan, terlihat pak satpam sedang bersiap untuk menutup gerbang sekolah. Saat Nabila sampai di depan sekolah, pak satpam sudah menutup gerbang setengahnya. Dengan santainya, Nabila berlari sambil berkata kepada pak satpam “Makasih pak udah nungguin saya,” Pak satpam pun hanya menggelengkan kepalanya sambil membatin dalam hati ‘siapa yang nungguin kamu’.
*******
Nabila, lengkapnya Nabila Nurul Fairuz bersekolah di SMPIT Nurul Jannah, Jakarta Selatan. Dia sangat pintar dan sering memecahkan kasus di sekolahnya. Ayahnya merupakan seorang perwira polisi dan ibunya seorang dokter anak. Nabila pun tidak perlu khawatir kalau dia sakit karena ibunya siap mengobatinya. Hehehe… Dia merupakan anak tunggal. Hobinya membaca buku, terutama buku detektif dan mendengarkan musik. Makanan kesukaannya adalah nasi goreng. Hidungnya pesek, matanya hitam kecoklatan (emangnya ada ?!), rambutnya bergelombang, telinganya yang jelas tidak seperti elf. Hihihi.. (Iih ketawanya kayak kuntilanak. Kabur !) Garing ya ?
*******
Nyaris saja Nabila terlambat. Dua menit setelah dia masuk, Miss Sofia yang mengajar Bahasa Indonesia sekaligus wali kelasnya masuk. Pelajaran pun dimulai. Miss Sofia pun menerangkan tentang unsur intrinsik dalam cerita pendek bla bla bla… Nabila nyaris ketiduran di kelas (jangan ditiru!) karena semalaman membaca novel Sherlock Holmes. Ngantuk bo !
Saat istirahat pertama selama 20 menit, Nabila dan sahabatnya yang bernama Qonita pergi ke kantin dan membeli nasi goreng. Enaknya, Qonita dibayarin sama Nabila. Tiba-tiba salah satu teman sekelasnya, Angel mendatangi meja tempat Nabila dan Qonita duduk.
“Nabila, dompetku kan kutaruh di tas. Lalu aku ke toilet sebentar. Saat aku kembali ke kelas, dompetku sudah tidak ada, Padahal di dalam dompet itu ada uang kas kelas kita,” ujar Angel sambil sesenggukan. Angel memang bendahara kelas Nabila.
“Kamu sudah lapor guru ? ” tanya Nabila.
“Sudah. Tapi kamu kan sering memecahkan kasus seperti ini. Jadi tolong aku, ya !” Angel memohon.
“Oke deh. Oya, kamu saat ke toilet ada siapa saja di kelas ? ” kata Nabila.
“Ada Tiara, Andi, dan Siska,” jawab Angel.
Nabila menyeruput jusnya hingga habis. “Nanti kukabari. Bye !” ucapnya sambil berlari. Dari jauh Nabila bisa mendengar Angel meneriakkan kata terima kasih. Qonita mengikuti Nabila dari belakang. Nabila tersenyum tipis. Ia  hanya perlu bukti untuk membongkar alibi pelaku. Sepanjang koridor, murid-murid membicarakan kecurian itu. Kabar itu rupanya telah beredar dengan cepat.
Pertama-tama Nabila bertanya kepada Andi, sementara Qonita bertanya kepada Tiara dan Siska. Setelah itu mereka berkumpul lagi di kelas mereka, kelas 7B kelas untuk anak-anak unik.
“Andi bilang setelah Angel pergi dia pergi ke perpustakaan.” Kata Nabila.
“Tiara bilang setelah Angel ke toilet dia pergi ke taman bersama Siska dan mereka bilang saat keluar hanya tinggal Andi yang ada di kelas kita.” Lapor Qonita.
“Hanya ada satu kemungkinan. Andi. Tetapi kita harus mencari bukti bahwa Tiara dan Siska memang ke taman,” Ujar Nabila.
“Kita tanya si Umar aja. Dia kan biasa makan bekalnya di taman.”
“Oke. Kamu yang tanya, ya ? Aku mau cari saksi yang lain,” Sebelum Qonita sempat protes, Nabila dalam sekejap mata sudah hilang. Qonita pun berjalan ke taman sambil mendengus dalam hati.
3 menit kemudian di tempat yang sama….
“Aku sudah tanya Umar memang tadi Tiara dan Siska ke taman. Aku juga sempat tanya beberapa anak yang lain.”
“Persis ! Tadi aku tanya beberapa anak yang duduk-duduk di depan kelas mereka lihat Andi yang terakhir keluar kelas.” Kata Nabila.
“Aku ada ide bagus. Pergi dulu ya !” Nabila langsung kabur begitu saja, tidak mengindahkan teriakan Qonita yang memanggilnya.
*******
Saat pelajaran kedua yaitu Bahasa Ingris, yang masuk kelas bukan Miss Martha tapi Mr.Rio yang merupakan guru BK yang angker. Murid-murid yang tadinya masih ngobrol dan bermain-main dalam sekejap sudah duduk rapi di bangkunya masing-masing.
So, mari kita flashback ke beberapa menit yang lalu. Nabila ternyata memasuki ruang BK. Ia menceritakan semua yang ia ketahui tentang kejadian itu. Ia juga mengusulkan untuk mengadakan razia di kelasnya. Nabila rela mengorbankan jam pelajaran Bahasa Inggris yang merupakan pelajaran kesukaannya. Sungguh terpuji ! (Eits, tapi jangan bilang di depannya ya,nanti tuh anak ke GR-an !)
Sehingga, di sinilah Mr.Rio sekarang. Lalu Mrs.Hasna yang juga seorang guru BK masuk. Sementara anak-anak kelas lain mengintip dari balik kaca. Kepo banget sih mereka !
“Setiap anak berbaris keluar kelas urut nomor absen. Saat itu saku kalian akan diperiksa. Kemudian kalian menunggu di depan kelas sementara tas kalian akan dicek.” Perintah Mr.Rio dan Mrs.Hasna serempak. Cocok banget ! Oya, Mr.Rio dan Mrs.Hasna itu suami-istri. Makanya kompak banget ! Sama-sama psikolog lagi !
Satu per satu anak diperiksa sakunya oleh Mr.Rio. Hebatnya lagi, si pelaku bisa tersaring dari pemeriksaan ini. Nabila pun agak terkejut. Tetapi keterkejutan Nabila tidak ada apa-apanya dibandingkan saat ia melihat dompet Angel yang memang biasa dia lihat dikeluarkan Mrs.Hasna dari dalam tas Fitria. Bagaimana mungkin ?! Tetapi Nabila mudah mengekspresikan wajahnya. Ia pun menyembunyikan keterkejutannya. Ia bisa melihat bahwa Qonita sama terkejutnya dengan dia. Sementara itu ia melihat bahwa Angel terkejut juga, tetapi karena hal yang berbeda karena ia tak menyangka sahabatnya sendiri menikamnya dari belakang. Wajah Fitria pun menyiratkan keterkejutan yang sama besarnya. Intinya, semua orang terkejut dengan keadaan ini, biar nggak usah nulis semua ekspresi keterkejutan orang. Nanti ceritanya nggak selesai-selesai.
Nabila dan Qonita pun segera masuk ke kelas dan berbisik-bisik dengan Mr.Rio dan Mrs.Hasna. Kemudian Mr.Rio menyuruh semua anak masuk ke dalam kelas.
“Fitria, apakah benar kamu yang mengambil dompet milik Angel ?” Tanya Mr.Rio dengan nada tegas.
“B..bukan, mister,” Fitria yang menangis menjawab dengan terbata-bata. Sementara itu teman-teman sekelasnya memandangnya dengan tatapan menyudutkan.
“Menurut saya, Mr.Rio, tidak mungkin Fitria yang mengambil dompet Angel karena setelah Angel ke toilet hanya ada Tiara, Andi, dan Siska di kelas.” Nabila mencoba berpendapat.
Mrs.Hasna yang sedang meneliti dompet warna pink milik Angel berkata dengan nada terkejut “Uangnya tidak ada !” Seketika itu kelas pun ribut, menuduh satu sama lain. Mr.Rio dan Mrs.Hasna pun tidak bisa menghentikannya.
Tok tok tok… Terdengar suara ketukan di pintu. Seorang siswa yang Nabila kenal sebagai siswa kelas 7A bernama Raihan. “Maaf mengganggu. Tetapi saya membawa sebuah bukti yang mungkin dapat meluruskan masalah ini,”
Ia lalu menunjukkan HP-nya, tepatnya sebuah foto di Hp-nya. Raihan pun menjelaskan, bahwa tadi ia sedang memotret setiap jengkal sekolah karena Raihan adalah anak baru, sehingga ia ingin menunjukkannya pada orangtuanya. Tanpa sengaja, saat sedang memotret kelas 7B, ia sekaligus memotret pelaku yang mengambil dompet Angel dari tasnya. Dan teman-teman tahu siapakah pelakunya ? Yup ! Andi !
Pandangan teman-teman sekelas pun beralih dari wajah Fitria ke wajah Andi. Andi pun hanya bisa menundukkan kepalanya. Satu hal yang Nabila masih bingung adalah, di mana Andi menyembunyikan uangnya ? Bagaimana dia bisa lepas dari razia saku ? Mengapa Andi meletakkan dompetnya di tas Fitria ?
Tiba-tiba, Nabila menangkap sekilas suatu warna di ikat pinggang Andi. Nabila pun tersenyum penuh kemenangan. Dia mengerti di mana Andi menyembunyikan uangnya. Sementara itu, Mr.Rio sedang menanyai Andi berdasarkan bukti-bukti yang ada. Andi masih menyangkal. Nabila pun menunjuk ke ikat pinggangnya dan menuruh Andi melepasnya. Wajah Andi pun pucat pasi seperti habis melihat hantu. Dan benar saja, uang pun berjatuhan saat ikat pinggangnya dilepas.
Sekarang, semuanya terang benderang seterang sinar mentari di siang hari. Andi ternyata merasa tertekan karena ekonomi keluarganya yang sedang terpuruk sehingga ia belum membayar SPP. Sebelum Angel ke toilet, Andi melihat dari ujung matanya saat Angel meletakkan dompetnya di tas Angel yang bergambar malaikat (klop banget kan ? Angel = malaikat). Awalnya ia tak berniat untuk mencuri, tapi saat Tiara dan Siska pergi ke taman, Andi tidak berada dalam pengaruh akal sehatnya. Kemudian Andi mendengar bahwa Angel meminta Nabila untuk memecahkan kasus ini. Andi pun panik. Ia meletakkan dompet Angel di tas Fitria sebelum teman-teman yang lain datang. Alasannya, orang dengan mudah akan terkecoh dengan penemuan dompet di tas Fitria itu karena Fitria adalah sahabat sekaligus teman semeja Angel. Uangnya pula Andi ambil. Bagaimana saat razia uangnya tidak ketahuan ? Rupanya, Andi meletakkan uangnya di ikat pinggangnya karena menurutnya jarang orang mengetahui yang seperti itu.
Andi pun meminta maaf kepada seluruh teman kelas 7B, terutama Angel. Sekolah akan membicarakan bantuan untuk siswa yang kurang mampu seperti Andi. Nabila mendapat penghargaan untuk kesekian kalinya atas jasanya memecahkan kasus. Qonita juga. Tapi yang masih menjadi misteri adalah, saat itu Raihan ternyata sednag tidak masuk karena sakit ! So, saat itu hantunya Raihan ? Atau siapa ya ? Teman-teman Nabila masih sering merinding jika membicarakan tentang kasus aneh bin ajaib ini. Tetapi yang terpenting adalah, Happy Ending !

No comments: