Nabila melirik jam
tangannya. Pukul 06.55. Ia pun memacu larinya lebih cepat lagi. Dari kejauhan,
terlihat pak satpam sedang bersiap untuk menutup gerbang sekolah. Saat Nabila
sampai di depan sekolah, pak satpam sudah menutup gerbang setengahnya. Dengan santainya,
Nabila berlari sambil berkata kepada pak satpam “Makasih pak udah nungguin saya,” Pak satpam pun hanya menggelengkan
kepalanya sambil membatin dalam hati ‘siapa yang nungguin kamu’.
*******
Nabila, lengkapnya Nabila
Nurul Fairuz bersekolah di SMPIT Nurul Jannah, Jakarta Selatan. Dia sangat
pintar dan sering memecahkan kasus di sekolahnya. Ayahnya merupakan seorang
perwira polisi dan ibunya seorang dokter anak. Nabila pun tidak perlu khawatir
kalau dia sakit karena ibunya siap mengobatinya. Hehehe… Dia merupakan anak
tunggal. Hobinya membaca buku, terutama buku detektif dan mendengarkan musik.
Makanan kesukaannya adalah nasi goreng. Hidungnya pesek, matanya hitam kecoklatan (emangnya ada ?!), rambutnya bergelombang, telinganya yang jelas tidak seperti elf. Hihihi.. (Iih ketawanya kayak kuntilanak. Kabur !) Garing ya ?
Nyaris saja Nabila
terlambat. Dua menit setelah dia masuk, Miss Sofia yang mengajar Bahasa
Indonesia sekaligus wali kelasnya masuk. Pelajaran pun dimulai. Miss Sofia pun
menerangkan tentang unsur intrinsik dalam cerita pendek bla bla bla… Nabila nyaris ketiduran di kelas (jangan ditiru!)
karena semalaman membaca novel Sherlock Holmes. Ngantuk bo !
Saat istirahat pertama
selama 20 menit, Nabila dan sahabatnya yang bernama Qonita pergi ke kantin dan
membeli nasi goreng. Enaknya, Qonita dibayarin sama Nabila. Tiba-tiba salah
satu teman sekelasnya, Angel mendatangi meja tempat Nabila dan Qonita duduk.
“Nabila, dompetku kan
kutaruh di tas. Lalu aku ke toilet sebentar. Saat aku kembali ke kelas,
dompetku sudah tidak ada, Padahal di dalam dompet itu ada uang kas kelas kita,”
ujar Angel sambil sesenggukan. Angel memang bendahara kelas Nabila.
“Kamu sudah lapor guru
? ” tanya Nabila.
“Sudah. Tapi kamu kan
sering memecahkan kasus seperti ini. Jadi tolong aku, ya !” Angel memohon.
“Oke deh. Oya, kamu saat
ke toilet ada siapa saja di kelas ? ” kata Nabila.
“Ada Tiara, Andi, dan
Siska,” jawab Angel.
Nabila menyeruput jusnya hingga habis. “Nanti
kukabari. Bye !” ucapnya sambil berlari. Dari jauh Nabila bisa mendengar Angel
meneriakkan kata terima kasih. Qonita mengikuti Nabila dari belakang. Nabila
tersenyum tipis. Ia hanya perlu bukti
untuk membongkar alibi pelaku. Sepanjang koridor, murid-murid membicarakan
kecurian itu. Kabar itu rupanya telah beredar dengan cepat.
Pertama-tama Nabila
bertanya kepada Andi, sementara Qonita bertanya kepada Tiara dan Siska. Setelah
itu mereka berkumpul lagi di kelas mereka, kelas 7B kelas untuk anak-anak unik.
“Andi bilang setelah
Angel pergi dia pergi ke perpustakaan.” Kata Nabila.
“Tiara bilang setelah
Angel ke toilet dia pergi ke taman bersama Siska dan mereka bilang saat keluar
hanya tinggal Andi yang ada di kelas kita.” Lapor Qonita.
“Hanya ada satu
kemungkinan. Andi. Tetapi kita harus mencari bukti bahwa Tiara dan Siska memang
ke taman,” Ujar Nabila.
“Kita tanya si Umar
aja. Dia kan biasa makan bekalnya di taman.”
“Oke. Kamu yang tanya,
ya ? Aku mau cari saksi yang lain,” Sebelum Qonita sempat protes, Nabila dalam
sekejap mata sudah hilang. Qonita pun berjalan ke taman sambil mendengus dalam
hati.
3
menit kemudian di tempat yang sama….
“Aku sudah tanya Umar
memang tadi Tiara dan Siska ke taman. Aku juga sempat tanya beberapa anak yang
lain.”
“Persis ! Tadi aku
tanya beberapa anak yang duduk-duduk di depan kelas mereka lihat Andi yang
terakhir keluar kelas.” Kata Nabila.
“Aku ada ide bagus.
Pergi dulu ya !” Nabila langsung kabur begitu saja, tidak mengindahkan teriakan
Qonita yang memanggilnya.
*******
Saat pelajaran kedua
yaitu Bahasa Ingris, yang masuk kelas bukan Miss Martha tapi Mr.Rio yang
merupakan guru BK yang angker. Murid-murid yang tadinya masih ngobrol dan
bermain-main dalam sekejap sudah duduk rapi di bangkunya masing-masing.
So,
mari kita flashback ke beberapa menit
yang lalu. Nabila ternyata memasuki ruang BK. Ia menceritakan semua yang ia
ketahui tentang kejadian itu. Ia juga mengusulkan untuk mengadakan razia di
kelasnya. Nabila rela mengorbankan jam pelajaran Bahasa Inggris yang merupakan
pelajaran kesukaannya. Sungguh terpuji ! (Eits,
tapi jangan bilang di depannya ya,nanti tuh
anak ke GR-an !)
Sehingga, di sinilah
Mr.Rio sekarang. Lalu Mrs.Hasna yang juga seorang guru BK masuk. Sementara
anak-anak kelas lain mengintip dari balik kaca. Kepo banget sih mereka !
“Setiap anak berbaris
keluar kelas urut nomor absen. Saat itu saku kalian akan diperiksa. Kemudian
kalian menunggu di depan kelas sementara tas kalian akan dicek.” Perintah
Mr.Rio dan Mrs.Hasna serempak. Cocok banget ! Oya, Mr.Rio dan Mrs.Hasna itu
suami-istri. Makanya kompak banget ! Sama-sama psikolog lagi !
Satu per satu anak
diperiksa sakunya oleh Mr.Rio. Hebatnya lagi, si pelaku bisa tersaring dari
pemeriksaan ini. Nabila pun agak terkejut. Tetapi keterkejutan Nabila tidak ada
apa-apanya dibandingkan saat ia melihat dompet Angel yang memang biasa dia
lihat dikeluarkan Mrs.Hasna dari dalam tas Fitria. Bagaimana mungkin ?! Tetapi
Nabila mudah mengekspresikan wajahnya. Ia pun menyembunyikan keterkejutannya.
Ia bisa melihat bahwa Qonita sama terkejutnya dengan dia. Sementara itu ia
melihat bahwa Angel terkejut juga, tetapi karena hal yang berbeda karena ia tak
menyangka sahabatnya sendiri menikamnya dari belakang. Wajah Fitria pun
menyiratkan keterkejutan yang sama besarnya. Intinya, semua orang terkejut
dengan keadaan ini, biar nggak usah
nulis semua ekspresi keterkejutan orang. Nanti ceritanya nggak selesai-selesai.
Nabila dan Qonita pun
segera masuk ke kelas dan berbisik-bisik dengan Mr.Rio dan Mrs.Hasna. Kemudian
Mr.Rio menyuruh semua anak masuk ke dalam kelas.
“Fitria, apakah benar
kamu yang mengambil dompet milik Angel ?” Tanya Mr.Rio dengan nada tegas.
“B..bukan, mister,” Fitria
yang menangis menjawab dengan terbata-bata. Sementara itu teman-teman
sekelasnya memandangnya dengan tatapan menyudutkan.
“Menurut saya, Mr.Rio,
tidak mungkin Fitria yang mengambil dompet Angel karena setelah Angel ke toilet
hanya ada Tiara, Andi, dan Siska di kelas.” Nabila mencoba berpendapat.
Mrs.Hasna yang sedang
meneliti dompet warna pink milik Angel berkata dengan nada terkejut “Uangnya
tidak ada !” Seketika itu kelas pun ribut, menuduh satu sama lain. Mr.Rio dan
Mrs.Hasna pun tidak bisa menghentikannya.
Tok
tok tok… Terdengar suara ketukan di pintu. Seorang siswa yang
Nabila kenal sebagai siswa kelas 7A bernama Raihan. “Maaf mengganggu. Tetapi
saya membawa sebuah bukti yang mungkin dapat meluruskan masalah ini,”
Ia lalu menunjukkan
HP-nya, tepatnya sebuah foto di Hp-nya. Raihan pun menjelaskan, bahwa tadi ia
sedang memotret setiap jengkal sekolah karena Raihan adalah anak baru, sehingga
ia ingin menunjukkannya pada orangtuanya. Tanpa sengaja, saat sedang memotret
kelas 7B, ia sekaligus memotret pelaku yang mengambil dompet Angel dari tasnya.
Dan teman-teman tahu siapakah pelakunya ? Yup ! Andi !
Pandangan teman-teman
sekelas pun beralih dari wajah Fitria ke wajah Andi. Andi pun hanya bisa
menundukkan kepalanya. Satu hal yang Nabila masih bingung adalah, di mana Andi menyembunyikan
uangnya ? Bagaimana dia bisa lepas dari razia saku ? Mengapa Andi meletakkan
dompetnya di tas Fitria ?
Tiba-tiba, Nabila
menangkap sekilas suatu warna di ikat pinggang Andi. Nabila pun tersenyum penuh
kemenangan. Dia mengerti di mana Andi menyembunyikan uangnya. Sementara itu,
Mr.Rio sedang menanyai Andi berdasarkan bukti-bukti yang ada. Andi masih
menyangkal. Nabila pun menunjuk ke ikat pinggangnya dan menuruh Andi
melepasnya. Wajah Andi pun pucat pasi seperti habis melihat hantu. Dan benar saja, uang pun berjatuhan saat ikat
pinggangnya dilepas.
Sekarang, semuanya
terang benderang seterang sinar mentari di siang hari. Andi ternyata merasa
tertekan karena ekonomi keluarganya yang sedang terpuruk sehingga ia belum membayar
SPP. Sebelum Angel ke toilet, Andi melihat dari ujung matanya saat Angel
meletakkan dompetnya di tas Angel yang bergambar malaikat (klop banget kan ? Angel = malaikat). Awalnya ia tak berniat untuk
mencuri, tapi saat Tiara dan Siska pergi ke taman, Andi tidak berada dalam
pengaruh akal sehatnya. Kemudian Andi mendengar bahwa Angel meminta Nabila
untuk memecahkan kasus ini. Andi pun panik. Ia meletakkan dompet Angel di tas
Fitria sebelum teman-teman yang lain datang. Alasannya, orang dengan mudah akan
terkecoh dengan penemuan dompet di tas Fitria itu karena Fitria adalah sahabat
sekaligus teman semeja Angel. Uangnya pula Andi ambil. Bagaimana saat razia
uangnya tidak ketahuan ? Rupanya, Andi meletakkan uangnya di ikat pinggangnya
karena menurutnya jarang orang mengetahui yang seperti itu.
Andi pun meminta maaf
kepada seluruh teman kelas 7B, terutama Angel. Sekolah akan membicarakan
bantuan untuk siswa yang kurang mampu seperti Andi. Nabila mendapat penghargaan
untuk kesekian kalinya atas jasanya memecahkan kasus. Qonita juga. Tapi yang
masih menjadi misteri adalah, saat itu Raihan ternyata sednag tidak masuk
karena sakit ! So, saat itu hantunya
Raihan ? Atau siapa ya ? Teman-teman Nabila masih sering merinding jika
membicarakan tentang kasus aneh bin ajaib ini. Tetapi yang terpenting adalah, Happy Ending !
No comments:
Post a Comment